Mendominasi dunia, toko demi toko

Awal mulanya, Sam Walton hanya mencari uang tambahan sebagai penjual Koran. Tapi dia pernah mencatatkan namanya menjadi orang paling kaya di dunia dengan jaringan toko ritelnya, Wal-Mart. Prestasinya dapat disandingkan dengan pengusaha-pengusaha sukses tingkat dunia lain seperti Warren Buffet ataupun Bill Gates.

Michael Bergdahl, penulis The 10 Rules of Sam Walton, mengatakan bahwa Walton adalah orang yang memiliki visi unik, pantang menyerah, dan optimistis. Ia juga senang melawan arus, dengan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Ia tidak suka mengikuti gaya orang lain.

Walton juga adalah orang yang berani mengambil risiko, meski ia mengaku bahwa dahulu 90 persen selalu gagal ketika mengambil suatu risiko. Meski begitu, kegagalan dianggapnya sebagai suatu pelajaran. Orang-orang sukses selalu melakukan hal itu.

Sebelum mendirikan Wal-Mart di tahun 1962, Sam Walton pernah menempuh pendidikan di Universitas Missouri, dengan harapan agar ia bisa mendapat pekerjaan yang layak untuk membantu keluarganya.

Ia juga pernah menjalankan bisnis waralaba Ben Franklin, dengan modal pinjaman. Seiring berjalannya waktu, dari satu toko kemudian berubahlah Wal-Mart menjadi jaringan toko ritel dengan berbagai cabang di seluruh dunia. Walton berhasil membawa Wal-Mart menuju kejayaannya sebagai toko yang menonjolkan harga murah.

Wal-Mart berhasil karena menjual produk murah dari potongan biaya dan waktu pengiriman barang-barangnya. Sejak lama Wal-Mart juga sudah memiliki komputerisasi sistem inventaris, sehingga proses pemesanan ulang untuk barang-barang bisa menjadi lebih cepat.

Sekalipun sudah memasuki kepala empat, Sam Walton masih berpenampilan tiada bedanya dengan tampilan pebisnis biasa-biasa saja. Saat masih remaja, dia bekerja menumpuk barang untuk J.C Penney, lalu mula belajar mengelola toko kecil, kemudian memiliki dan mengoprasikan serantai 15 toserba di seputar Arkansas, Missouri dan Oklahoma, sebuah bisnis tipikal dengan marjin yang tipikal pula.
Kemudian, pada 1962, layaknya sebuah wabah yang menyebar seperti flu, semua keranjingan diskon. Kmart, Woolco (Wollworths) dan Target, kesemuanya membuka toko serba ada berukuran besar, bergaya seperti gudang, serta mengambil untung dari marjin yang rendah dan turnover yang tinggi. Sam Walton mungkin hanya seorang operator kecil di Hicksville, tapi dia dapat membedakan ide yang baik ketika dia melihatnya. Nyatanya, bagi Walton, menemukan system diskon dirasanya seperti berpindah agama. Dia membuka Wal-Mart pertamanya di pinggiran Rogers, Arkansas, pada 1962, dan selanjutnya menghabiskan sisa hidupnya untuk mempercayai slogan: “Setiap hari harga murah”.
Saat ini, mustahil menggambarkan Wal-Mart tanpa kehabisan kosakata superlative, jadi kita akan mempergunakan satu saja: “terbesar”. Wal-Mart adalah salah satu korporasi terbesar di dunia, jeas juga ritel terbesar di dunia. Pada 2007, mereka tercatat memiliki 1,9 juta pegawai di seluruh dunia, menjadikannya sebagai peusahaan privat terbesar di dunia. Penjualannya dalam satu hari lebih besar daripada Produk Domestik Bruto dari 36 negara. Merekalah penjual terbesar dari produk konsumen apapun yang dapat Ana pikirkan, dari DVD sampai makanan anjing. Wal-Mart Super Center di Bentonvill, Arkansas yang menjadi kantor pusat perusahaan memajang 400 jenis senjata api. Kerugian Wal-Mart karena pengtilan lebih besar daripada laba yang di raup Porsche. Wal-Mart adalah mitra dagang China di peringkat delapan terbesar. Para ekonom mengatakan harga-harga Wal-Mart yang rendah merupakan alasan mengapa AS dapat mencegah melambungnya inflasi. Jika Wal-Mart terus berkembang dengan tingkat yang sekarang, maka barangkali di akhir dekade ini mereka akan menjadi korporasi pertama di dunia yang mencapai nilai satu triliun dollar AS. Turnover perusahaan pada saat itu akan mencapai 10 % dari PDB Amerika Serikat.
Tidak seperti gelembung.com yang menghasilkan bayak miliarder dalam semalam, kesuksesan Samualton datang dari toko demi toko. Dia tidak membuka Wal-Mart keduanya sebelum tujuh tahun berlalu, dan dibutuhkan 25 tahun untuk membuka 38 toko. Begitu lama yang di butuhkannya untuk menjadi miliarder sehingga praktik dia masil belum terkenal pada 1985, ketika majalah Forbes menghitung bahwa kepemilikan sahamnya di Wal-Mart menjadi orang terkaya di AS.
Walton atau “Mr Sam”, sebagaimana dia ingin dipanggil menikamati statusnya yang tidak terkenal. Dia menciptakan sebuah pesona sebagai seorang kawan lama yang mengendarai sebuah pesona sebagai seorang kawan lama yang mngendarai sebuah truk pick-up dan mengadakan piknik bagi para karyawannya di halaman depan rumah.
Dia mungkin menyimpanmiliaran dolar dalam bentuk trust milik keluarga, namun dia sungguh-sungguh memiliki sentuhan orang awam. Dia memehami keuntungan memiliki tempat kerja yang menciptakan sebuah suasana kekeluargaan. Dia paham pentingganya informasi yang mengalir dari lantai toko. Dia paham dampak kehadiran kepada para karyawannya ketika dia muncul begitu saja tanpa pemberitahan terlebih dahulu, dan minum the pagi-pagi di belakang toko seperti karyawan biasa. “tidak ada yang dapat menggantikan sedikit kata-kata pujian yang dipilih dengan baik, diucapkan di waktu yang tepat dan diberikan dengan tulus,” ujar Walton suatu ketika. “Pujian itu gratis, tapi bisa menghasilkan laba berlipat ganda.”
Dia menawarkan tunjangan yang kecil namun signifikan, seperti rencana kepemilikan saham untuk karyawan yang sudah lama mengabdi. Dia juga membenci serikat pekerja.
Walton memiliki imajinasi untuk melihat sejak dini bahwa potensi pertumbuhan terletak di wilayah pedesaan Amerika. Dia terbang dengan pesawat ringannya melintasi wilayah pedesaan dan membeli berbidang-bidang lahan pada persimpangan jalan antar kota-kota kecil, di mana dia akan membangun tokonya. Dia terbang rendah menghindari radar bahkan pada 1980-an pesaing-pesaingnya seperti Kmart belum dapat memahami bagaimana perusahaan, yang berbasis di wilayah pedesaan bagian selatan ini dapat menjadi ancaman yang besar. Para karyawan masih terus berkumpul setiap Jumat pagi untuk meneriakkan slogan-slogan ritual Wal-Mart, yang di mulai dengan , “Beri saya W!” dan di akhiri dengan, “siapa yang nomor satu?” dan dijawab “Pelanggan!”
Di balik tampilannya yang seperti itu, Wal-Mart merupakan salah satu inovator teknologi. Pada awal 1966, ketika baru memiliki 20 toko, Sam Walton mengunjungi salah satu sekolah pwlatihan IBM dengan tujuan merekrut seorang untuk mengkomputerisasi operasinya. Saat ini, bukan hanya semua stok dijejaki dari pabrik sampai pembelian yang memungkinkan para manajer untuk segera memberi peringkat popularitas pada setiap jenis barang yang dijual di toko melainkan Wal-Mart juga dengan senang hati berbagi informasi dengan para pemasoknya yang dapat menjejaki produk mereka melalui sebuah system bernama RetailLink. Dengan mmbolehkan para pemasok melihat sendiri arus penjualan produk-produk mereka, jam demi jam, mereka pun terdorong untuk berfikir proaktif, tidak sekadar menunggu datangnya pesanan. Setelah Pentagon, system komputer Wal-Mart adalah terbesar Di AS.
Bukan hal yang aneh jika seorang staf pembelian Wal-Mart yang bergaji 50.000 dolar AS setahun menangani bisnis yang bernilai 1 miliar dolar AS, sesuatu yang membantu menjelaskan mengapa sekitar 200 pemasok utama Wal-Mart membangun kantor sendiri di Bentoville dan perusahaan seperti Newell Rubbermaid jarang meluncurkan sebuah lini produk baru tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan staf pembelian Wal-Mart.
Sebagai sebuah mekanisme yang menyediakan barang konsumsi murah, Wal-Mart tidak tertandingi. Perusahaan ini telah membangkrutkan toko-toko kecil tradisional dan rantai-rantai regional, serta kini telah mencekik bisnis-bisnis nasional seperti Kmart dan Target. Bahkan rantai toko Toys ‘R Us yang juga mematikan begitu banyak rantai toko mainan yang kecil kini telah berperang melawan Wal-Mart yang memiliki kelenturan untuk menyusutkan atau menggelembungkan persediaan mainannya sesuai musim, sementara Toys ‘R Us tercekat dengan rak-rak penuh Barbie dan Lego sepanjang tahun.
Ketika Sam Walton meninggal pada 1992, beberpa komentator percaya Wal-Mart akan kehilangan daya dorongnya, tapi Walton sudah memelihara penerusnya, David Glass, dengan baik. Glass yang di gantikan oleh Lee Scot mungkin tidak memiliki charisma orang kebanyakan seperti Walton. Tapi dia membangun bedasarkan fondasi perusahaan yang kokoh, dan mengembangkan jangkauan rantai toko itu secara dramatis. Satu dekade lalu para kritikus mendengus ketika Wal-Mart mulai menjual makanan. Kini mereka coba tebak adalah penjual bahan pangan terbesar di AS.
Saat ini Wal-Mart mengoprasikan sekitar 6.400 toko secara global pada tahun 2007 mencetak penjualan global senilai 348 miliar dolar AS. Beberapa analisis percaya masih ada ruang untuk tambahan 2.000 toko sampai tahun 2011. Wal-Mart juga memiliki operasi di delapan Negara lain, termasuk kepemilikan atas rantai supermarket Inggris, Asia, dan saham besar pada sebuah rantai toko di Jepang. Merekalah peritel terbesar di Meksiko dan Kanada.
Pertumbuhan yang pesat tidak datang tanpa gangguan. Upaya untuk mengekspor budaya Wal-Mart ke Jerman pada 1997 membuat perusahaan merugi, berkat pemasok dan serikat pekerja yang tidak kooperatif. Di kandangnya sendiri, beberapa karyawan mengeluh bahwa suasana kerja lama yang penuh kekeluargaan yang bergantung pada niat baik para manajernya tidak terkikis sejak wafatnya Sam Walton dan diperkenalkannya konsep bergadang 24 jam. Beberapa kota, khususnya di wilayah timur laut dan California, berjuang keras menahan agar Wal-Mart tidak dibuka dekat kota mereka, karena takut kota itu akan menyedot habis darah pusat-pusat perdagangan di kota-kota itu. Para pegiat antiglobalisasi juga mengkritik rantai toko ini karena membeli barang yang dibuat dengan biaya murah di negeri-negeri berkembang. Pada 2004, Wal-Mart melancarkan serangkaian iklan yang dirancang untuk mempertahankan citra public mereka yang mulai terkikis akibat trungkapnya praktik ketenagakerjaan dalam perusahaan dan razia imigrasi terhadap ratusan pekerja illegal. Perusahaan juga telah diparodi habis-habian dalam “The Simpsons” dan “South Park”. Sekalipun mereka memiliki sejarah kuat dalam teknologi, kehadiran Wal-Mart secara online masih belum ada apa-apanya disbanding Amazon.com, yang sanggup memangkas harga karena tidak punya toko yang harus dijalankan. Amazon juga lebih dulu berpengalaman dalam hal berbelanja secara online.

Kelihatannya mustahil isu-isu ini menggerogoti fundamental bisnis mereka. Semua imperium niscaya akan runtuh. Tapi jika anda salah satu pesaing Wal-Mart, maka keniscayaan ini tidak akan menghibur anda sekarang.

(*/dari berbagai sumber)

One Response to “WAL-MART”
  1. grifonheart says:

    Dear Author marlina.blog.binusian.org !
    It is rather valuable phrase

Leave a Reply