Sebuah ide sederhana tapi tidak seorang pun dapat melakukannya

Blackberry alat hitam kecil yang tidak mahal dan seukuran organizer pribadi memungkinkan anda mengakses e-mail anda di mana pun, dan mengirim e-mail baru menggunakan keyboard yang dioperasikan dengan ibu jari bagian depannya. Alat ini seniantiasa terhubung dengan jaringan, sehingga e-mail baru akan tiba dengan sama mudahnya seperti ketika anda memakai computer di kantor anda. Kesederhanaannya merupakan kunci, anda dapat memeriksa e-mail anda diam-diam, di mana pun bahkan di tengah pertemuan, di mana penggunaan telepon seluler akan di anggap tidak sopan.
Bill Gates berani bersumpah di atas BlackBerry nya. Michael Dell membawa pesawat itu kemana pun dia pergi. Oprah Winfrey menyatakan alat itu telah “secara harfiah mengubah hidupnya”.
Sebenarnya, hal yang mengejutkan mengenai BlackBerry adalah bahwa alat ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Kanada yang belum pernah didengar orang kala itu sampai sekarang pun jarang yang mendengarnya yang disebut Research in Motion, yang didirikan putra seorang imigran Research in Motion, yang didirikan putra seorang imigran Yunani di kota kecil Waterloo di Kanada. Orang-orang pesimis berasumsi bahwa pesaing pasar akan menenggelamkan BlackBerry dengan membanjiri pasar dengan produk serupa, atau perusahaan akan gagal meyakinkan orang soal kegunaan alat itu. Namun, sampai hari ini, tidak satupun perusahaan besar seperti Motorola, Nokia atau bahkan Microsoft yang sanggup melahirkan pesaing yang dapat menyamai setengah saja dari kehebatan BlackBerry. Ada telepon seluler yang menyertakan organizer pribadi atau yang dapat mengirim e-mail tapi tidak ada yang menyertakan fungsi interface bersahabat “selalu tersambung” seperti BlackBerry, yang membuatnya begitu dicandui oleh para penggunanya sampai-sampai dijuluki “CrackBerry”.
Sejak peluncurannya pada tahun 1999, BlackBerry meraup delapan juta pelanggan di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka mendaftar melalui para bos mereka. Sejalan dengan peningkatan kemampuan jaringan-jaringan telepon untuk mengirim data, BlackBerry pun serta merta ikut terangkat yang kemudian menghasilkan uang bagi perusahaan penyedia jaringan-jaringan tersebut. Dan sejalan dengan turunnya biaya transmisi data, BlackBerry pada akhirnya akan menjadi sebuah fenomena produk missal yang didukung oleh rekomendasi para pesohor.
Pendiri Research in Motion, Mike Lazaridis yang dilahirkan di Turki, membangun sebuah pemutar rekaman dari Lego ketika dia berusia empat tahun, sebuah radio ketika berusia lima tahun, serta mengambil kuliah teknik listrik dan ilmu komputer di Waterloo University. Sebilan sebelum ujian akhirnya pada 1984 dia memilih drop out untuk memulai bisnisnya sendiri setelah dia memenangkan kontrak senilai 560.000 dolar AS dari General Motors untuk merancang dan membangun sebuah system display industrial. Dia meminjam 13.975 dolar AS dari orang tuanya untuk melengkapi kredit usaha kecil dari pemerintah sebesar 14.906 dolar AS dan mnegontrak teman karibnya sesame penggila radio amatir, Douglas Fregin, sebagai karyawan pertamanya. Mereka mengerjakan beberapa proyek yang terkait komputer, termasuk merancang sebuah alat pembaca barcode pada pita film, yang membuat perusahaan itu memenangkan Piala Oscar untuk kategori pencapaian teknologi.
Pada 1987, Lazaridis didekati untuk membuat sebuah perangkat lunak bagi sebuah jaringan data nirkabel, yang pada tahap itu baru berupa segerumbul kawat dan kotak-kotak bernama Mobitex. Itulah saat dia mendapatkan ide yang akhirnya dia wujudkan sebagai BlackBerry dua belas tahun kemudian. Itu sungguh peluang yang sempurna, dia berkata, “sesuatu yang tidak dapat dipahami orang dengan terjadinya negitu banyak inefisiensi dan masalah yang harus dipecahkan”. Pendekatannya adalah dengan mencontoh cara kerja penyentara. “kami menemukan hakikat penyentaraan,” katanya. “kami ambil hakikat itu dapat dikenakan dengan bebas, tidak mengganggu, real time, selalu menyala, selalu tersambung, biaya rendah dan membawanya ke masa depan.” (Nama BlackBerry datang dari sebuah firma di California bernama Lexicon Branding, yang pada awalnya memunculkan nama “PocketLink” karena alat itu agak mirip buah strawberry, tapi nama itu kedengarannya terlalu jinak, dan akhirnya melahirkan nama yang akrab tapi cerdas, BlackBerry).
Pada 1992, Lezaridis mengontrak akuntan lepas dan pemegang gelar MBA, Jim Balsillie, untuk memegang jabatan yang agak tidak lazim: co CEO, Balsillie yang mengelola keuangan adalah sobat Malcolm Gladwell (penulis The Tipping Point), namun lebih menyukai bacaan motivasional yang kurang terkenal dengan tulisan-tulisan Marcus Aurelius sebagai favoritnya . pada 1996, mereka mengembangkan sebuah penyentara interaktif yang dapat mengirim pesan dan sekaligus menerimanya. Research in Motion memasuki bursa saham pada 1997, kemudian menikmati keuntungan dari demam pasar dotcom, sementara harga saham yang meningkat member jutaan dolar pada kemitraan tersebut sampai-sampai Lazaridis sanggup mendermakan 85 juta dolar AS untuk mendirikan Perimeter Institude for Theoritical Physics di Waterloo, Kanada, di samping beberapa donasi lainnya yang ditujukian untuk memperbaiki peluang mendapatkan pendidikan bagi mereka yang tidak mampu.
Lazaridis juga menjabat kanselir bagi kampus lamanya, University of Waterloo, dimana dia mendirikan sebuah institut untuk komputasi kuantum. Harga saham perusahaan terjun bebas setelah gelembung dotcom pecah. Namun dengan segera melambung lagi berkat kekuatan penjualan BlackBerry. Lazaridis kini memilikim kekayaan 1,7 miliar dolar AS, walaupun dia tidak pernah memeriksa nilai saham yang dipegangnya: karyawan yang tertangkap tangan mengamati harga saham sembari bekerja akan dihukum membelikan donat untuk semua orang (ini bukan lelucon: seorang karyawan tertangkap basah pada 2002 dan harus merogoh kantong untuk membeli 1000 buah donat).

Leave a Reply