Archive for the “Mini Cases” Category

Jangan pernah mengingkari janji merek anda

Hotel Four Seasons pertama milik Isadore “Issy” Sharp dibuka di sebuah wilayah kelam di pinggiran Toronto pada 1961. untuk mengalihkan perhatian para tamunya dari “kehidupan malam” di jalanan, mantan arsitek ini membuat sebuah area bersantai di dalam hotel, lengkap dengan kolam renang, kafe, dan tempat melepas lelah yang jauh dari keriuhan. Hotel ini telah penuh sesak dengan tamu sejak dibuka. Sewa kamar hanya 12,5 dolar AS semalam (sekitar 75 dolar AS jika dihitung dengan nilai sekarang) jauh sekali dari harga sewa yang dikenakanhotel-hotel Four Seasons saat ini, biasanya yang paling mahal di wilayah hotel tersebut. Dalam kurun waktu empat dekade, Four Seasons menjadi grup hotel bernilai 3,7 miliar dolar AS yang mengelola 74 hotel mewah di 31 negara. Sharp dengan bangga melaporkan bahwa rantai hotelnya selalu menjadi yang pertama mendobrak batas tarif kamar 100, 200, 300, 400 dolar AS dan seterusnya. “kami dapat mengenakan tariff kebih mahal,” katanya tanpa membusungkan dada. “ini semua berkenaan dengan memberi nilai tambah kepada pelanggan.”
Sharp membuka hotel keduanya, Inn on the Park, di Toronto pada 1963, tapi terobosan besarnya datang pda 1970 ketika dia membuka sebuah hotel bintang lima di London, juga bernama Inn on the Park. Pada waktu itu Sharp telah menetapkan apa nilai jual Four Seasons hotel-hotel berukuran menengah dengan kualitas dan layanan yang luar biasa. Hotel di London dipenuhi dengan barang-barang antik yang dipilih secara khusus, panel-panel kayu dan perabotan mewah. Estetikanya dikombinasikan dengan pipa pembuangan air, teknologi dan kendali iklim yang paling muthakir (susngguh-sungguh sesuatu yang ajaib di London, di mana kamar besar dengan pipa pembuangan air yang baik sangatlah jarang).
Merek The Four Seasons membangun reputasinya tidak semata tidak berasarkan kondisi yang nyaman dan interior-interiornya, yang sering kali dirancang oleh Isadore, Rosalie. Tapi karena detail kecil-kecilnya: perlengkapan toilet, layanan reparasi sepatu golf dalam semalam, selimutnya yang amat lembut, fasilitas check in di pinggir jalan, makanan sehat, tempat makan yang nyaman, tisu toilet ekstra lembut, layanan pencucian motor, menyediakan merek pasta gigi favorit anda, pilihan marshmallow yang tepat. Sharp menyadari betapa pentingnya pengalaman kecil-kecil ini bagi para tamu hotel. Hotel Four Seasons Sharm el Sheikh di Mesir bahkan manyediakan juru potong hewan sendiri untuk memastikan kehalalan masakannya. “bartahun-tahun lalu saya mengatakan bahwa jika menyangkut kepuasan tamu, maka 99 persen tidaklah cukup,” papar Sharp. “Kami menyadari bahwa jika anda membuat jengkel satu persen tamu anda, maka tiap orang akan mengabarkan kejengkelannya pada sepuluh tamu lainnya, dan secara teoritis kami bisa membuat jutaan orang menghindari hotel kami setiap tahun. Jika kami melakukan itu, lalu bagaimana kami bisa berbisnis?” di Four Seasons Beverly Hills, bahkan para penjaga kolam pun diwawancarai sampai empat kali untuk pekerjaan membagikan handuk dan semprotan Evian. Mengapa begitu pemilih? Karena merek Four Seasons harus dilindungi: “Sekali anda mengidentifikasi apa yang direpresentasikan oleh merek anda, anda tidak boleh melanggar janji,” ujar Sharp.
“Ada sesuatu yang salah terjadi pada saat ini di salah satu hotel Four Seasons, entah dimana,” kata Sharp dari kantor pusatnya di Toronto. Memiliki karyawan yang baik bukan menjamin hilangnya bencana-bencana kecil, tapi karyawan-karyawan yang siaga tahu bagaimana memperbaiki semua itu. “ini bukan tentang tersenyum dan berkata ‘semoga hari anda menyenangkan’. Ini tentang mengelola segala hal dengan cara yang sebagaimana anda ingin diperlakukan ,” tuturnya. Banyak manajer senior mengundurkan diri saat Sharp berusaha mengembangkan budaya layanan idealnya. “orang-orang ini tidak bisa menjalankan apa yang mereka katakan, mereka tidak percaya dengan budaya yang ingin saya bangun,” katanya. “Dibutuhkan begitu banyak rasa sakit untuk mencapinya.”
Dilahirkan di Toronto pada 1931, Sharp menghabiskan masa kecilnya bermain olehraga, rugby ala Amerika, hoki, atletik. Sharp mengatakan dia bermain dengan sungguh-sungguh, tapi dia tidak dapat bersaing secara keterlaluan. Dia bilang dia menikamti “ketegangan permainannya”. Sebagai seorang pemuda, Sharp juga membantu ayahnya dalam menjalankan bisnis konstruksinya. Di sinilah dia belajar segalanya dari menggali saluran air sampai memplester dinding. Ayah Sharp merenovasi rumah-rumah, ibunya yang mendekorasinya, kemudian propertinya dijual. Selanjutya proses ini akan diulang dari nol lagi.
Untuk menghasilkan uang guna membiayai kuliah arsitekturnya, Sharp dan seorang temannya mendirikan sebuah bisnis mesin penjual otomatis untuk bar-bar di seantero Toronto, dan menjual permen karet hijau sebagai “penyegar napas” ketimbang permen karet biasa (dan mengenakan harga tiga kali lipat). Ketika dia menyelesaikan kuliahnya, Sharp bekerja lagi di bisnis konstruksi ayahnya sebelum meluncurkan hotel pertamanya. Sebagian besar capital pertamanya datang dari teman-teman dan kerabat yang terus menerus mendengan proposal bisnis Sharp pada acara makan malam bersama setiap Jumat malam.
Bisnis Four Seasons telah berubah dramatis dalam empat dekade ini. Sharp memulai dengan memiliki dan mengoprasikan hotel, lalu menerjunkan diri dalam pasar hotel lainnya yang lebih murah, bahkan perawatan bagi warge senior. Saat ini, bisnis ini pada hakikatnya adalah sebua perusahaan manajemen, yang dibayar untuk mengelola hotel oleh para pemiliknya. Four Seasons juga menerima sebagian kecil dari keuntungan setiap hotel. Tadinya Four Seasons juga memiliki banyak property, tapi membuat operasinya rentan terhadap tingkat utang dan resiko usaha yang tinggi akibat fluktuasi pendapatan di sector perhotelan.
Situasi pasca 9/11, Perang Teluk dan wabah SARS menjadi bencana bagi industri wisata. Bahkan bagi model bisnis Four Seasons yang kurang mengandung resiko, upaya bartahan melewati periode-periode ini ternyata “sangat sulit”, kata Sharp. Walau mengalami penurunanpendapatan dua tahun berturut-turut, 2001 dan 2002, Four Seasons menolak memberi diskon besar, tidak seperti para pesaingnya. Tari kamar dijaga tetap stabil dan tingkat layanan dijaga sedemikian rupa. Dengan begitu, seperti persen di bawah tingkat yang seharusnya. “Sekali anda melakukan diskon, sulit sekali meraih tingkat harga anda sebelumnya,” katanya. Para karyawan dipertahankan dengan memberikan cuti tahunan, cuti panjang atau mengatur pemangkasan jam kerja.
Pasar mulai pulih pada 2005. kini ada rencana-rencana ambisius untuk membangun 20 properti Four Seasons baru di tempat-tempat seperti Provence, tepian Sungai Nil, Alexandria, Langkawi, Bora Bora dan Kuwait. Sampai November 2006, Sharp dan keluarganya mempertahankan 66 persen hak suara di Four Seasons, sedangkan Bill Gates memiliki 9 persen saham dan miliarder Arab Saudi Pangeran al-Waleed bin Talal, memiliki 25 persen perusahaan. Sebulan setelah ulang tahunnya ke 75, Sharp menerima sebuah buyout senilai 3,7 miliar dolar AS dan tetap menjabat sebagai chaiman dan CEO. Sekali lagi, perusahaan tetap berstatus privat.
Sharp masih sangat aktif dalam bisnis, 50 persen waktunya digunakan untuk bepergian ke berbagai property di seluruh dunia dengan jet pribadinya. Dia dikenal sangat fit, seorang penari ballroom yang lihai dan pemain bridge yang kompetitif. Dia dikenal juga suka mengatur ulang letak perabotan, di mana pun dia berada. Rencana sukses Four Seasons masih belum diketahui sampai saat ini. Tiga putra Sharp yang masih hidup tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang telah dia bangun. Dia juga merupakan salah seorang penderma paling terkemuka di Kanada, khususnya dalam riset-riset kanker, menyusul kematian salah seorang putranya akibat kanker melanoma pada 1978. “dari dulu ini bukan soal uang,” ujarnya. “Sampai sekarang pun tidak.”

Comments No Comments »

Mendominasi dunia, toko demi toko

Awal mulanya, Sam Walton hanya mencari uang tambahan sebagai penjual Koran. Tapi dia pernah mencatatkan namanya menjadi orang paling kaya di dunia dengan jaringan toko ritelnya, Wal-Mart. Prestasinya dapat disandingkan dengan pengusaha-pengusaha sukses tingkat dunia lain seperti Warren Buffet ataupun Bill Gates.

Michael Bergdahl, penulis The 10 Rules of Sam Walton, mengatakan bahwa Walton adalah orang yang memiliki visi unik, pantang menyerah, dan optimistis. Ia juga senang melawan arus, dengan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Ia tidak suka mengikuti gaya orang lain.

Walton juga adalah orang yang berani mengambil risiko, meski ia mengaku bahwa dahulu 90 persen selalu gagal ketika mengambil suatu risiko. Meski begitu, kegagalan dianggapnya sebagai suatu pelajaran. Orang-orang sukses selalu melakukan hal itu.

Sebelum mendirikan Wal-Mart di tahun 1962, Sam Walton pernah menempuh pendidikan di Universitas Missouri, dengan harapan agar ia bisa mendapat pekerjaan yang layak untuk membantu keluarganya.

Ia juga pernah menjalankan bisnis waralaba Ben Franklin, dengan modal pinjaman. Seiring berjalannya waktu, dari satu toko kemudian berubahlah Wal-Mart menjadi jaringan toko ritel dengan berbagai cabang di seluruh dunia. Walton berhasil membawa Wal-Mart menuju kejayaannya sebagai toko yang menonjolkan harga murah.

Wal-Mart berhasil karena menjual produk murah dari potongan biaya dan waktu pengiriman barang-barangnya. Sejak lama Wal-Mart juga sudah memiliki komputerisasi sistem inventaris, sehingga proses pemesanan ulang untuk barang-barang bisa menjadi lebih cepat.

Sekalipun sudah memasuki kepala empat, Sam Walton masih berpenampilan tiada bedanya dengan tampilan pebisnis biasa-biasa saja. Saat masih remaja, dia bekerja menumpuk barang untuk J.C Penney, lalu mula belajar mengelola toko kecil, kemudian memiliki dan mengoprasikan serantai 15 toserba di seputar Arkansas, Missouri dan Oklahoma, sebuah bisnis tipikal dengan marjin yang tipikal pula.
Kemudian, pada 1962, layaknya sebuah wabah yang menyebar seperti flu, semua keranjingan diskon. Kmart, Woolco (Wollworths) dan Target, kesemuanya membuka toko serba ada berukuran besar, bergaya seperti gudang, serta mengambil untung dari marjin yang rendah dan turnover yang tinggi. Sam Walton mungkin hanya seorang operator kecil di Hicksville, tapi dia dapat membedakan ide yang baik ketika dia melihatnya. Nyatanya, bagi Walton, menemukan system diskon dirasanya seperti berpindah agama. Dia membuka Wal-Mart pertamanya di pinggiran Rogers, Arkansas, pada 1962, dan selanjutnya menghabiskan sisa hidupnya untuk mempercayai slogan: “Setiap hari harga murah”.
Saat ini, mustahil menggambarkan Wal-Mart tanpa kehabisan kosakata superlative, jadi kita akan mempergunakan satu saja: “terbesar”. Wal-Mart adalah salah satu korporasi terbesar di dunia, jeas juga ritel terbesar di dunia. Pada 2007, mereka tercatat memiliki 1,9 juta pegawai di seluruh dunia, menjadikannya sebagai peusahaan privat terbesar di dunia. Penjualannya dalam satu hari lebih besar daripada Produk Domestik Bruto dari 36 negara. Merekalah penjual terbesar dari produk konsumen apapun yang dapat Ana pikirkan, dari DVD sampai makanan anjing. Wal-Mart Super Center di Bentonvill, Arkansas yang menjadi kantor pusat perusahaan memajang 400 jenis senjata api. Kerugian Wal-Mart karena pengtilan lebih besar daripada laba yang di raup Porsche. Wal-Mart adalah mitra dagang China di peringkat delapan terbesar. Para ekonom mengatakan harga-harga Wal-Mart yang rendah merupakan alasan mengapa AS dapat mencegah melambungnya inflasi. Jika Wal-Mart terus berkembang dengan tingkat yang sekarang, maka barangkali di akhir dekade ini mereka akan menjadi korporasi pertama di dunia yang mencapai nilai satu triliun dollar AS. Turnover perusahaan pada saat itu akan mencapai 10 % dari PDB Amerika Serikat.
Tidak seperti gelembung.com yang menghasilkan bayak miliarder dalam semalam, kesuksesan Samualton datang dari toko demi toko. Dia tidak membuka Wal-Mart keduanya sebelum tujuh tahun berlalu, dan dibutuhkan 25 tahun untuk membuka 38 toko. Begitu lama yang di butuhkannya untuk menjadi miliarder sehingga praktik dia masil belum terkenal pada 1985, ketika majalah Forbes menghitung bahwa kepemilikan sahamnya di Wal-Mart menjadi orang terkaya di AS.
Walton atau “Mr Sam”, sebagaimana dia ingin dipanggil menikamati statusnya yang tidak terkenal. Dia menciptakan sebuah pesona sebagai seorang kawan lama yang mengendarai sebuah pesona sebagai seorang kawan lama yang mngendarai sebuah truk pick-up dan mengadakan piknik bagi para karyawannya di halaman depan rumah.
Dia mungkin menyimpanmiliaran dolar dalam bentuk trust milik keluarga, namun dia sungguh-sungguh memiliki sentuhan orang awam. Dia memehami keuntungan memiliki tempat kerja yang menciptakan sebuah suasana kekeluargaan. Dia paham pentingganya informasi yang mengalir dari lantai toko. Dia paham dampak kehadiran kepada para karyawannya ketika dia muncul begitu saja tanpa pemberitahan terlebih dahulu, dan minum the pagi-pagi di belakang toko seperti karyawan biasa. “tidak ada yang dapat menggantikan sedikit kata-kata pujian yang dipilih dengan baik, diucapkan di waktu yang tepat dan diberikan dengan tulus,” ujar Walton suatu ketika. “Pujian itu gratis, tapi bisa menghasilkan laba berlipat ganda.”
Dia menawarkan tunjangan yang kecil namun signifikan, seperti rencana kepemilikan saham untuk karyawan yang sudah lama mengabdi. Dia juga membenci serikat pekerja.
Walton memiliki imajinasi untuk melihat sejak dini bahwa potensi pertumbuhan terletak di wilayah pedesaan Amerika. Dia terbang dengan pesawat ringannya melintasi wilayah pedesaan dan membeli berbidang-bidang lahan pada persimpangan jalan antar kota-kota kecil, di mana dia akan membangun tokonya. Dia terbang rendah menghindari radar bahkan pada 1980-an pesaing-pesaingnya seperti Kmart belum dapat memahami bagaimana perusahaan, yang berbasis di wilayah pedesaan bagian selatan ini dapat menjadi ancaman yang besar. Para karyawan masih terus berkumpul setiap Jumat pagi untuk meneriakkan slogan-slogan ritual Wal-Mart, yang di mulai dengan , “Beri saya W!” dan di akhiri dengan, “siapa yang nomor satu?” dan dijawab “Pelanggan!”
Di balik tampilannya yang seperti itu, Wal-Mart merupakan salah satu inovator teknologi. Pada awal 1966, ketika baru memiliki 20 toko, Sam Walton mengunjungi salah satu sekolah pwlatihan IBM dengan tujuan merekrut seorang untuk mengkomputerisasi operasinya. Saat ini, bukan hanya semua stok dijejaki dari pabrik sampai pembelian yang memungkinkan para manajer untuk segera memberi peringkat popularitas pada setiap jenis barang yang dijual di toko melainkan Wal-Mart juga dengan senang hati berbagi informasi dengan para pemasoknya yang dapat menjejaki produk mereka melalui sebuah system bernama RetailLink. Dengan mmbolehkan para pemasok melihat sendiri arus penjualan produk-produk mereka, jam demi jam, mereka pun terdorong untuk berfikir proaktif, tidak sekadar menunggu datangnya pesanan. Setelah Pentagon, system komputer Wal-Mart adalah terbesar Di AS.
Bukan hal yang aneh jika seorang staf pembelian Wal-Mart yang bergaji 50.000 dolar AS setahun menangani bisnis yang bernilai 1 miliar dolar AS, sesuatu yang membantu menjelaskan mengapa sekitar 200 pemasok utama Wal-Mart membangun kantor sendiri di Bentoville dan perusahaan seperti Newell Rubbermaid jarang meluncurkan sebuah lini produk baru tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan staf pembelian Wal-Mart.
Sebagai sebuah mekanisme yang menyediakan barang konsumsi murah, Wal-Mart tidak tertandingi. Perusahaan ini telah membangkrutkan toko-toko kecil tradisional dan rantai-rantai regional, serta kini telah mencekik bisnis-bisnis nasional seperti Kmart dan Target. Bahkan rantai toko Toys ‘R Us yang juga mematikan begitu banyak rantai toko mainan yang kecil kini telah berperang melawan Wal-Mart yang memiliki kelenturan untuk menyusutkan atau menggelembungkan persediaan mainannya sesuai musim, sementara Toys ‘R Us tercekat dengan rak-rak penuh Barbie dan Lego sepanjang tahun.
Ketika Sam Walton meninggal pada 1992, beberpa komentator percaya Wal-Mart akan kehilangan daya dorongnya, tapi Walton sudah memelihara penerusnya, David Glass, dengan baik. Glass yang di gantikan oleh Lee Scot mungkin tidak memiliki charisma orang kebanyakan seperti Walton. Tapi dia membangun bedasarkan fondasi perusahaan yang kokoh, dan mengembangkan jangkauan rantai toko itu secara dramatis. Satu dekade lalu para kritikus mendengus ketika Wal-Mart mulai menjual makanan. Kini mereka coba tebak adalah penjual bahan pangan terbesar di AS.
Saat ini Wal-Mart mengoprasikan sekitar 6.400 toko secara global pada tahun 2007 mencetak penjualan global senilai 348 miliar dolar AS. Beberapa analisis percaya masih ada ruang untuk tambahan 2.000 toko sampai tahun 2011. Wal-Mart juga memiliki operasi di delapan Negara lain, termasuk kepemilikan atas rantai supermarket Inggris, Asia, dan saham besar pada sebuah rantai toko di Jepang. Merekalah peritel terbesar di Meksiko dan Kanada.
Pertumbuhan yang pesat tidak datang tanpa gangguan. Upaya untuk mengekspor budaya Wal-Mart ke Jerman pada 1997 membuat perusahaan merugi, berkat pemasok dan serikat pekerja yang tidak kooperatif. Di kandangnya sendiri, beberapa karyawan mengeluh bahwa suasana kerja lama yang penuh kekeluargaan yang bergantung pada niat baik para manajernya tidak terkikis sejak wafatnya Sam Walton dan diperkenalkannya konsep bergadang 24 jam. Beberapa kota, khususnya di wilayah timur laut dan California, berjuang keras menahan agar Wal-Mart tidak dibuka dekat kota mereka, karena takut kota itu akan menyedot habis darah pusat-pusat perdagangan di kota-kota itu. Para pegiat antiglobalisasi juga mengkritik rantai toko ini karena membeli barang yang dibuat dengan biaya murah di negeri-negeri berkembang. Pada 2004, Wal-Mart melancarkan serangkaian iklan yang dirancang untuk mempertahankan citra public mereka yang mulai terkikis akibat trungkapnya praktik ketenagakerjaan dalam perusahaan dan razia imigrasi terhadap ratusan pekerja illegal. Perusahaan juga telah diparodi habis-habian dalam “The Simpsons” dan “South Park”. Sekalipun mereka memiliki sejarah kuat dalam teknologi, kehadiran Wal-Mart secara online masih belum ada apa-apanya disbanding Amazon.com, yang sanggup memangkas harga karena tidak punya toko yang harus dijalankan. Amazon juga lebih dulu berpengalaman dalam hal berbelanja secara online.

Kelihatannya mustahil isu-isu ini menggerogoti fundamental bisnis mereka. Semua imperium niscaya akan runtuh. Tapi jika anda salah satu pesaing Wal-Mart, maka keniscayaan ini tidak akan menghibur anda sekarang.

(*/dari berbagai sumber)

Comments 1 Comment »

ide-ide besar tidak selalu dapat menjual dirinya sendiri

Pendiri Tupperware, Earl Silas Tupper, boleh menemukan wadah makanan plastic yang revolusioner. Tapi, si perfeksionis yang suka menuntut dari New England ini tahu bagaimana menjualnya. Tupper mengaku bias menjadi sakit secara fisik bila mendapati dirinya berada di tengah kumpulan wanita. Jadi bagaimana dia akan menghasilkan uang dari mangkuk-mangkuk plastic kedap udara berwarna putih susu ini?
Hari-hari pertama Tupperware jauh sekali dari penjualan tahunan saat ini yang mencapai 1,7 miliar dolar AS. Tupperware pertama tersedia pada 1946 dan di tahun-tahun pertama, stok dipasarkan di toko-toko ritel tradisional dan tidak terjual dengan baik. Datanglah Brownie Wise, seorang ibu tunggal dari Georgia, seorang wanita manis yang dinamis dengan senyum menawan, antidote dari Tupper yang gemar menyendiri. Dia sangat bersemangat dengan mangkuk-mangkuk buatan Tupper dan dia menemukan cara bagaimana menjualnya: pesta rumah Tupperware.
Wise berpendapat bahwa kebriliananTupperware haruslah dijelaskan pada kaum wanita, didemonstrasikan bagaimana mangkuk itu memelihara kesegaran makanan, bagaimana mangkuk itu ber-“burb” (bunyi khas ketika lidah penutupnya terkunci dengan baik) dan mangkuk-mangkuk itu sendiri tidak dapat berbicara. Wise melakukan bisnis yang hebat dengan cara menjual Tupperware secara langsung untuk Stanley Home Products dan dia berhasil meyakinkan Tupper untuk memindahkan penjualannya ke pesta-pesta beranda rumah.
Walaupun mereka tidak sependapat, Wise menjadi kepala bagian penjualan rumahan pada 1951 dan mulai membangun armada wanita penjual Tupperware.
Penjualan langsung adalah jawabannya. Pada 1954, npenjualan Tupperware telah mencapai 25 juta dolar AS dan ada 20.000 penjual Tupperware di AS, hanya seribu orang di antara mereka yang laki-laki. Wise menjadi pesohor dan wajahnya terpanpang di halaman depan Business Week, wanita pertama yang melakukannya. Dia mengendarai sebuah Cadillac marah jambu yang dihadiahkan oleh Tupper dan memiliki sebuah mansion di Florida yang lengkap dengan burung-burung flamingo.
Wise menggembangkan pesona wanita Tupperware, yang sempurna bagi wanita AS pasca perang yang sedang menganut era baru konsumerisme dan kekayaan pribadi. Wanita Tupperware selalu menggunakan pantyhose dan sepatun hak tinggi, menata rambut secara rapi jali, memiliki kebanggaan sebagai ibu rumah tangga dan mempesona, dia menjadi teladan bagi banyak wanita di masa itu, karena dia dapat menghasilkan uang bagi dirinya sendiri, sambil tetap menjaga perannya sebagai ibu rumah tangga. Seperti kata Anna Tate , salah seorang perekrut Tupperware, kaum lelaki mencari nafkah, kaum wanita mencari “sampingan”. Tupperware dapat memanfaatkan booming pascaperang, di mana para ibu rumah tangga tertarik dengan kenyamanan-kenhyamanan modern dan produk-produk konsumen termuthakir.
Wise hampir dapat disebut khusuk dalam semangatnya menjual Tupperware. Dia sangat menyemangati armanda penjualannya pada konferensi-konferensi pemasaran yang dilakukannya, yang dirujuk oleh Tupperware sebagai Jubilee. Di sana Wise menawarkan hadiah-hadiah mewah kepada para penjual terbaik (mantel berbulu, perhiasan, mobil), “peri pengabul permintaan” akan memberikan hadiah-hadiah itu dan bahkan Wise memulai tradisi “walk of fame” untuk member penghormatan kepada para penjual terbaik. Dia mengadakan pesta-pesta dengan gaun menawan dan perjalanan-perjalanan ke Eropa. Wise menawari ribuan wanita sebuah sumber pendapatan yang tidak tergantung dari pendidikan atau ketrampilan kerja mereka sebelumnya.
Kesuksesan Wise mengesalkan Tupper. “dia tidak ingin lampu sorot diarahkan kepadanya. Dia benci lampu sorot,” kata pembuat film documenter Tupperware, Laurie Kahn Leavitt. “dia ingin lampu sorot diarahkan pada produknya dan dia kesal karena Brownie mengambil semua pujian atas kesuksesan perusahaannya.” Toh, dialah yang menemukan wadah kedap udara itu.
Tupperware bukanlah penemuan pertama Tupper. Tupper pernah menemukan segala hal dari sebuah theme park samapai prosedur pembedahan untuk mengoprasi usus buntu melalui anus. Setelah bisnis pemeliharaan pohonnya gagal, Tupper bekerja untuk Viscaloid Co., sebuah perusahaan plastic yang dimiliki DuPont. Dia bekerja disana hanya setahun sebelum membuka perusahaan plastiknya sendiri, Earl S. Tupper Company, pada 1938. Selama Perang Dunia II, perusahaannya membuat berbagai peralatan seperti masker gas. Terobosannya tiba setelah perang selesai ketika dia mulai bekerja dengan polietilen murni dalam bentuk pallet yang kelak menjadi bahan baku produk-produk Tupperware. Untuk pertama kalinya, ada produk dari plastic yang tidak berbau atau mudah retak (sebelumnya dikembangkan untuk keperluan persenjataan semasa perang). Dia lalu menghabiskan waktu 10 tahun mengembangkan produk ini dan merancang lidah pengunci kedap udaranya yang dipatenkan. Pascaperang , Tupper bisa berkonsentrasi membuat alat-alat rumah tangga. Mangkuk Wonderlier pertama muncul pada 1946.
Pada 1958, Tupper memecat Wise setelah mereka terus-terusan bertengkar. Walaupun penjualan Tupperware melewati 100 juta dolar AS, Wise pergi dengan uang pisah 35.000 dolar AS saja. Tanpa kepemilikan saham di perusahaan, Wise terpaksa meninggalkan rumah dan mobilnya yang berwarna merah muda. Perusahaan begitu ingin memutus segala hubungan dengan Wise sampai-sampai mereka mengubvur semua persediaan buku motivasional Wise, Best Wishes, Brownie Wise, sebuah drama yang dilaporkan dalam film documenter Laurie Kahn Leavitt, Tupperware. Tupper pada gilirannya menjual perusahaan itu seharga 16 juta dolar AS pada Rexall. (perusahaan ini sekarang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 1,75 miliar dolar AS). Tupper pindah ke Florida, kemudian Bermuda, lalu Panama dan akhirnya ke Kosta Rika, di mana dia meninggal pada 1983. Wise wafat pada 1992.
Saat ini ada lebih dari 1,9 juta perwakilan Tupperware di 100 negara. Sebuah pesta Tupperware di mulai disalah satu belahan dunia setiap 2,5 detik. Ada satu lini kosmetik Tupperware dan dalam upaya menjangkau pasar yang lebih luas, Tupperware mendirikan kios-kios di pusat-pusat belanja untuk memperkenalkan produk-produk tersebut kepada para pelanggan. Bahkan ada pula pesta Tupperware secara online. Tapi, hakikat perusahaan tetap sama. Teori penjualan langsung Wise masih berlaku hari ini. Mangkuk-mangkuk itu tetap tidak tahu bagaimana caranya berbicara.

Comments No Comments »

Sebuah ide sederhana tapi tidak seorang pun dapat melakukannya

Blackberry alat hitam kecil yang tidak mahal dan seukuran organizer pribadi memungkinkan anda mengakses e-mail anda di mana pun, dan mengirim e-mail baru menggunakan keyboard yang dioperasikan dengan ibu jari bagian depannya. Alat ini seniantiasa terhubung dengan jaringan, sehingga e-mail baru akan tiba dengan sama mudahnya seperti ketika anda memakai computer di kantor anda. Kesederhanaannya merupakan kunci, anda dapat memeriksa e-mail anda diam-diam, di mana pun bahkan di tengah pertemuan, di mana penggunaan telepon seluler akan di anggap tidak sopan.
Bill Gates berani bersumpah di atas BlackBerry nya. Michael Dell membawa pesawat itu kemana pun dia pergi. Oprah Winfrey menyatakan alat itu telah “secara harfiah mengubah hidupnya”.
Sebenarnya, hal yang mengejutkan mengenai BlackBerry adalah bahwa alat ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Kanada yang belum pernah didengar orang kala itu sampai sekarang pun jarang yang mendengarnya yang disebut Research in Motion, yang didirikan putra seorang imigran Research in Motion, yang didirikan putra seorang imigran Yunani di kota kecil Waterloo di Kanada. Orang-orang pesimis berasumsi bahwa pesaing pasar akan menenggelamkan BlackBerry dengan membanjiri pasar dengan produk serupa, atau perusahaan akan gagal meyakinkan orang soal kegunaan alat itu. Namun, sampai hari ini, tidak satupun perusahaan besar seperti Motorola, Nokia atau bahkan Microsoft yang sanggup melahirkan pesaing yang dapat menyamai setengah saja dari kehebatan BlackBerry. Ada telepon seluler yang menyertakan organizer pribadi atau yang dapat mengirim e-mail tapi tidak ada yang menyertakan fungsi interface bersahabat “selalu tersambung” seperti BlackBerry, yang membuatnya begitu dicandui oleh para penggunanya sampai-sampai dijuluki “CrackBerry”.
Sejak peluncurannya pada tahun 1999, BlackBerry meraup delapan juta pelanggan di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka mendaftar melalui para bos mereka. Sejalan dengan peningkatan kemampuan jaringan-jaringan telepon untuk mengirim data, BlackBerry pun serta merta ikut terangkat yang kemudian menghasilkan uang bagi perusahaan penyedia jaringan-jaringan tersebut. Dan sejalan dengan turunnya biaya transmisi data, BlackBerry pada akhirnya akan menjadi sebuah fenomena produk missal yang didukung oleh rekomendasi para pesohor.
Pendiri Research in Motion, Mike Lazaridis yang dilahirkan di Turki, membangun sebuah pemutar rekaman dari Lego ketika dia berusia empat tahun, sebuah radio ketika berusia lima tahun, serta mengambil kuliah teknik listrik dan ilmu komputer di Waterloo University. Sebilan sebelum ujian akhirnya pada 1984 dia memilih drop out untuk memulai bisnisnya sendiri setelah dia memenangkan kontrak senilai 560.000 dolar AS dari General Motors untuk merancang dan membangun sebuah system display industrial. Dia meminjam 13.975 dolar AS dari orang tuanya untuk melengkapi kredit usaha kecil dari pemerintah sebesar 14.906 dolar AS dan mnegontrak teman karibnya sesame penggila radio amatir, Douglas Fregin, sebagai karyawan pertamanya. Mereka mengerjakan beberapa proyek yang terkait komputer, termasuk merancang sebuah alat pembaca barcode pada pita film, yang membuat perusahaan itu memenangkan Piala Oscar untuk kategori pencapaian teknologi.
Pada 1987, Lazaridis didekati untuk membuat sebuah perangkat lunak bagi sebuah jaringan data nirkabel, yang pada tahap itu baru berupa segerumbul kawat dan kotak-kotak bernama Mobitex. Itulah saat dia mendapatkan ide yang akhirnya dia wujudkan sebagai BlackBerry dua belas tahun kemudian. Itu sungguh peluang yang sempurna, dia berkata, “sesuatu yang tidak dapat dipahami orang dengan terjadinya negitu banyak inefisiensi dan masalah yang harus dipecahkan”. Pendekatannya adalah dengan mencontoh cara kerja penyentara. “kami menemukan hakikat penyentaraan,” katanya. “kami ambil hakikat itu dapat dikenakan dengan bebas, tidak mengganggu, real time, selalu menyala, selalu tersambung, biaya rendah dan membawanya ke masa depan.” (Nama BlackBerry datang dari sebuah firma di California bernama Lexicon Branding, yang pada awalnya memunculkan nama “PocketLink” karena alat itu agak mirip buah strawberry, tapi nama itu kedengarannya terlalu jinak, dan akhirnya melahirkan nama yang akrab tapi cerdas, BlackBerry).
Pada 1992, Lezaridis mengontrak akuntan lepas dan pemegang gelar MBA, Jim Balsillie, untuk memegang jabatan yang agak tidak lazim: co CEO, Balsillie yang mengelola keuangan adalah sobat Malcolm Gladwell (penulis The Tipping Point), namun lebih menyukai bacaan motivasional yang kurang terkenal dengan tulisan-tulisan Marcus Aurelius sebagai favoritnya . pada 1996, mereka mengembangkan sebuah penyentara interaktif yang dapat mengirim pesan dan sekaligus menerimanya. Research in Motion memasuki bursa saham pada 1997, kemudian menikmati keuntungan dari demam pasar dotcom, sementara harga saham yang meningkat member jutaan dolar pada kemitraan tersebut sampai-sampai Lazaridis sanggup mendermakan 85 juta dolar AS untuk mendirikan Perimeter Institude for Theoritical Physics di Waterloo, Kanada, di samping beberapa donasi lainnya yang ditujukian untuk memperbaiki peluang mendapatkan pendidikan bagi mereka yang tidak mampu.
Lazaridis juga menjabat kanselir bagi kampus lamanya, University of Waterloo, dimana dia mendirikan sebuah institut untuk komputasi kuantum. Harga saham perusahaan terjun bebas setelah gelembung dotcom pecah. Namun dengan segera melambung lagi berkat kekuatan penjualan BlackBerry. Lazaridis kini memilikim kekayaan 1,7 miliar dolar AS, walaupun dia tidak pernah memeriksa nilai saham yang dipegangnya: karyawan yang tertangkap tangan mengamati harga saham sembari bekerja akan dihukum membelikan donat untuk semua orang (ini bukan lelucon: seorang karyawan tertangkap basah pada 2002 dan harus merogoh kantong untuk membeli 1000 buah donat).

Comments No Comments »

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki merek anda

Ketika raksasa elektronik Korea, Samsung, meluncurkan sebuah lemari es yang dapat dihubungkan dengan internet pada 2002, ini lebih merupakan tindakan mencari perhatian. Apakah ada orang yang benar-benar menginginkan sebuah lemari es dengan sebuah layar komputer terpampang din bagian depannya? Tidak penting kulkas internet itu muncul di iklan-iklan dan kolom-kolom majalah di seluruh dunia dan membuat setiap orang bertanya-tanya, apa itu Samsung?
Sebelumnya, jawabannya pasti: sebuah merek tidak terkenal yang memproduksi microwave kelas komiditi dan TV murahan. Inilah merek yang akan anda beli ketika anda tidak bisa membeli yang lebih baik.
Saat ini, Samsung telah memosisikan dirinya sebagai sebuah merek bergengsi dengan serangkaian produk yang diminati konsumen, didukung kampanya-kamnpanye ikaln yang cerdas dan focus. Di AS, Samsung kini merupakan penjual terlaris untuk produk televise di atas harga 3.000 dolar AS. Samsung memimpin penjualan pasar dalam hal penjualan monitor komputer layar datar dan merupakan pesaing ketat Motorola dan Nokia dalam hal penjualan telepon seluler. Dan seperti yang dikesankan iklan kulkas internet itu, Samsung juga tidak hanya mengejar pangsa pasar saat ini, mereka juga menginginkan jatah besar di masa depan. Kulkas itun hanya sedikit uji coba untuk pasar global, di Seoul, S amsung memperlengkapi sebuah kompleks apartement dengan alat-alat rumah tangga yang “cerdas”, memungkinkan 3.000 keluarga untuk mengendalikan mesin cuci, mengecilkan nyala lampu, membuka tidai, mengatur AC, bahkan kopi yang tersedia begitub bangun dengan sebuah alat kendali jarak jauh.
Samsung salah satu konglomerat besar Korea yang dikendalikan oelh keluarga dan dikenal sebagai chaebol, memulai sejarahnya pada 1938 sebagai sebuah perusahaan trading, mengirimkan ikan kering dan buah-buahan ke Manchuria yang dikuasai Jepang. Pendirinya, Lee Byung Chul, berkunjung secara rutin ke Tokyo. Seseorang yang sangat semangat mempelajari praktik manajemen Jepang, dia membuat sumber daya manusia sebagai sebuah prioritas dan mengklaim dirinya menghabiskan 80 persen waktunya untuk merekrut orang dan mengembangkan talenta-talenta cemerlang. Setelah Perang Dunia II dan Perang Korea, Samsung mjendapatkan keuntungan dari program-program pembangunan kembali dari pemerintah, dan di bawah kepemimpinan Lee, firma itu segera melakukan diversifikasi kem bidang pembuatan kapal, petrokimia dan perawatan pesawat terbang. Saat Lee meninggal pada 1987, dan perusahaan jatuh ke tangan putranya Lee Kun Hee (yang kini menjadi direktur perusahaan), Samsung memiliki lusinan bisnis berbeda, termasuk semikonduktor, layanan keuangan, jam, bahkan sebuah tim bisbol. Sementara Samsung Electronics merupakan divisi yang paling besar, secara keseluruhan perusahaan masih tetap merupakankonglomerat yang besar dan sulit dikendalikan ketika krisis ekonomi Asia menghantam pada 1997. Samsung juga mulai membangun sebuah pabrik mobil raksasa yang akan memproduksi 500.000 mobil pada 2002. Bila terus bergelut di jalur ini, maka bisa jadi mereka akan sama meruginya seperti pabrikan mobil Korea lainnya, Daewoo dan Ssangyong, yang telah bangkrut.
Krisis ekonomi Korea memaksa pemikiran ulanbg terhadap rencana ekspansi Samsung. Pada pertengahan 1998, Samsung Electrinocs –tambang emas Samsung Group- telah mengalami kemunduran yang parah. Sebagai tanggapan, CEO Samsung Electronics, Yun Jong Yong bersumpah akan memangjkas biaya samapi 30 persen dalam lima bulan atau mengundurkan diri. Langkah yang dilakukan Yung sangat drastic. Mem PHK 20.000 karyawan dan menghentikan kebijakan kerja seumur hidup. Konon dia menurunkan suhu pemanas di kantor pusat sebegitu rendahnya sampai-sampai karyawan harus menggunakan celana dalam penahan panas, dan membatalkan bonus-bonus bagi para eksekutif seperti keanggotaan klub golf. Pada 2000, Yun telah menghapuskan utang sebesar 10 miliar dolar AS dan Samsung Electronics kembali menuai laba. Kini, divisi itu menjadi bisnis inti grup Samsung. Lee Kun Hee telah memutuskan untuk menjual banyak divisi yang kurang menguntungkan, termasuk jam dan peralatan medis, dan menghentikan pembuatan produk-produk berharga murah seperti kipas angin dan radio.
Sejak 1983, Samsung berinvestasi besar-besaran di bidnag semikonduktor, khususnya chip-chip memori, yang penting untuk kebanyakan alat elektronik. Pada akhir 1990-an, harga kebanyakan chip memori jatuh kemlevel harga komoditi dan banyak pemain memutuskan keluar dari bisnis itu. Ketika pasar chip memori bangkit kembali di akhir 1990-an, Samsung menjadi pabrikan dominan dan berkat investasinya dalam riset dan pengembangan, mereka mampu mengomando harga-harga premium.
Pemasukan uang yang sehat dari penjualan chip ke perusahaan-perusahaan seperti Sony kini memungkinkan Yun Jong Yong menjalankan tahap berikutnya dari rencana merevitalisasi Samsung, transformasi menjadi sebuah merek konsumen premier. Mengapa menjual chip-chip ke pihak lain, sementara chip-chip tersebut dapat mereka gunakan untuk memperkuat produk-produknya sendiri? Diversifikasi Samsung yang tadinya dilihat sebvagaikelemahan kini dilihat sebagai aset. Karena sudah memproduksi begitu banyak dari telepon seluler sampai televise, Samsung kini berada di posisi yang sempurna untuk mengambil keuntungan dari meningkatnya minat dalam bidang konvergensi digital. Korea yang telah menganut gaya hidup internet dengan tingkat ketersediaan broadband tertinggi di dunia menjadi pasar uji coba yang sempurna untuk produk-produk seperti telepon seluler yang sanggup mengirimkan video.
Apa yang dimiliki Samsung yang oelh konsumen barat lebih dikenal sebagai produsen microwave adalah status sebagai merek bergengsi. Tapi seperti yang dialami sendiri oleh perusahaan seperti Levi’s, Nike, bahkan Sony di beberapa tahun terakhir, merek tidak lagi tak tergoyahkan.
Dibutukan seorang Eric Kim yang direkrut pada 1999 untuk menjadi kepala operasi pemasaran untuk membuat Samsung diinginkan orang.
Kim mengontrak ratusan perancang untuk mendongkrak jumlah produk yang tampak keren dan menghabiskan hampir 1 miliar dolar AS untuk mengiklankannya, kampanye DigitALL kabarnya menghabiskan 400 juta dolar AS demi mengubah persepsi konsumen. Pada juli 2003, firma konsultasi global Interbrand mengumumkan Samsung sebagai merek yang paling pesat perkembangannya di dunia.
Banjirnya produk menghasilkan beberpa produk yang laris manis, di antaranya monitor komputer berdesain Porsche dan sebuah telepon seluler yang laris di jaringan seluler AS.
Kim mengumumkan bahwa focus saat ini adalah pada tiga kualitas, membuat orang tercengang, tampak sederhana dan eksklusif. Setiap departemen diberikan sebuah kuota tahunan di mana mereka harus memenuhi jumlah produk yang nantinya harus membuat orang tercengang. Samsung tidak mengharap semuanyamembuahkan sukses, tapi peralatan rumah tangga seperti kulkas berinternet dan sebuah penyedot debu robotic menciptakan sebuh efek halo bagi produk-produk massal lainnya.
“biasanya dibutuhkan puluhan tahun untuk menumbuhkan sebuah merek,” kata Kim. “kami mencapaim kesuksesan luar biasa dari bukan apa-apa menjadi salah satu pemain utama, tapi ada dalam beberapa hal itu merupakan tantangan termudah. Untuk sungguh-sungguh untuk menjadi nomor satu, anda tidak hanya harus dikenal. Anda harus dicintai”.
Secara superfisal, Samsung yang menyumbang 20 persen ekspor Korea kini tampak sebagai sebuah perusahaan multinasional seperti yang lainnya. Namun, struktur corporate governance, Samsung masi sama seperti sebuah chaebol. Merupakan sebuah perusahaan public, tapi keluarga Lee masih memegang jumlah saham penentu. Group Chaiman Lee Kun Hee, yang lahir pada 1942, merupakan orang terkaya di Korea. Dengan asset sekitar 3,4 miliar dolar AS. Dia menuntut kesetiaan mutlak daripada karyawan dan dalam tradisi terbaik dari chaebol, masa kepemimpinannya ternoda oleh dakwaan menyuap mpolitisi-politisi dan mensubsidi perusahaan-perusahaan yang lebih lemah.
Para analisis mengeluh kendali keluarga membuat keuangan Samsung diliputi misteri. Pada 2001 pengadilan Korea menemukan bukti terjadinya korupsi internal dan mendenda para eksekutif perusahaan itu. Dan meskipun sikap progresifnya dalam rekrutmen, Lee tetap berencana mewariskan perusahaan pada putranya, Lee Jae Yong, seorang lulusan Harvard berusia 35 tahun yang telah dipromosikan sebagai vice president Samsung Electronics.

Comments No Comments »